Salah satu produk makanan sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian yang dipilih oleh para vegan/vegetarian adalah produk yang berdasarkan pengolahan organik. Menurut definisi yang ada (USDA Consumer Brochure), produk pertanian organik adalah produk yang dihasilkan dengan mengutamakan penggunaan sumber-sumber terbarukan (renewable resources ) serta terdapat konservasi lahan dan air untuk meningkatkan kualitas lingkungan bagi generasi mendatang. Definisi lain menurut organic-nature-news.com, produk organik adalah produk yang dihasilkan tanpa memakai pestisida, pupuk kimia, hormon, antibiotik maupun bahan2 kimia tambahan lainnya dan diharapkan setidaknya 95% menggunakan bahan-bahan organik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa produk pertanian organik adalah suatu sistim pengolahan pertanian yang mendukung penghijauan dengan memperhatikan ekologikal produksi, biodiversitas, siklus biologikal dan aktivitas biologikal tanah sehingga tidak merusak tanah pertanian.
Perubahan pola makan dan cara kita bertani khususnya secara organik akan dapat menyediakan makanan yang cukup bagi penduduk di seluruh dunia, karena makanan organik memerlukan lebih sedikit energi, tetapi sering kali memberi hasil yang lebih banyak dan secara dramatis mengurangi pelepasan nitro oksida, salah satu gas rumah kaca berbahaya yang diperkirakan 300 kali lebih kuat dari CO2.
Produk organik ini pada awalnya dikembangkan di daratan Eropa oleh beberapa kelompok petani kecil dan produknya hanya tersedia di toko-toko kecil atau pasar petani. Namun, sejak awal tahun 90-an, produk tanaman organik telah berkembang dengan pesat dengan tingkat pertumbuhan 20% per tahun, jauh lebih tinggi dari industri makanan lainnya.
Saat ini, penjualan produk makanan organik telah mencapai 2% dari seluruh penjualan yang berasal dari industri makanan. Diharapkan pertumbuhan ke depan, produk makanan organik ini akan mencapai tingkat 10% – 50% pertumbuhan per tahun.
Alasan utama konsumen produk organik adalah kesehatan dan kelestarian alam. Karena tidak terdapat residu kimia dari produk organik, sehingga dari sisi kesehatan banyak dikaitkan dengan pencegahan akibat-akibat sampingan dari bahan kimia, seperti pencegahan pertumbuhan sel kanker dan tumor, memperlancar fungsi pencernaan, dan lain-lain.
Kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses produksi suatu produk makanan dan pada umumnya menghindari adanya pembunuhan makhluk hidup sekecil apapun serta pertimbangan faktor penghijauan, lebih memilih produk organik daripada non-organik.
Keberhasilan dalam tanaman organik sangatlah berkaitan erat dengan proses alam, sehingga langkah pertama yang harus diketahui adalah bagaimana mengenali proses alam, kapan beralihnya musim, bagaimana menjaga kesuburan tanah agar tetap bersifat organik, bagaimana bertoleransi dengan hama tanaman dan menghindarinya secara alamiah, kapan menabur benih dan kapan menuai hasilnya. Semuanya itu menunjukkan kemampuan kita bersahabat dengan alam, mengenali alam secara baik. Dengan sendirinya keberhasilan bercocok tanam organik akan optimal apabila kita sudah mampu bersahabat dengan alam. Pelajari juga dari petani organik lain teknik bersahabat dengan alam untuk menunjang keberhasilan dalam pertanian organik ini.
Proses Sertifikasi Organik
Produk organik pada umumnya hanya mengandung unsur-unsur organik yang dinyatakan bebas dari penyedap buatan, tidak menggunakan proses yang berkaitan dengan unsur kimiawi, dan juga bebas dari kandungan organisme genetik yang termodifikasi (genetically modified organism).
Karena dikaitkan dengan faktor penghijauan, beberapa negara yang menerbitkan sertifikat organik juga mempersyaratkan proses produksi menggunakan teknologi hemat energi dan ramah lingkungan, termasuk pemakaian bahan daur-ulang atau standar bahan yang termasuk biograde untuk pembungkusnya. Sehingga, proses sertifikasi suatu produk untuk dapat dinyatakan sebagai produk organik sangatlah penting. Sertifikasi inilah yang menentukan suatu produk dapat diimpor masuk oleh negara tertentu dengan pemasangan label organik.
Sertifikasi produk organik harus memenuhi syarat penanaman dan proses produksi sesuai standar yang ditetapkan oleh negara di mana produk itu dijual. Beberapa badan sertifikasi yang terdapat di negara-negara yang sering menjadi tujuan ekspor produk organik, antara lain:
- Amerika Serikat: National Organic Program (NOP) Standards
- Australia: NASAA Organic Standard – Kanada: Canada Gazette, Government of Canada
- European Union: EU-Eco-regulation ; International Federation of Organic Agriculture Certification (IFOAM)
- Sweden: KRAV
- United Kingdom: Organic Farmers and Growers Organic Standards and the Soil Association
- India: NPOP, (National Program for Organic Production)
- Japan: JAS Standards
Di Indonesia, belum ada lembaga yang secara internasional terakreditasi melakukan sertifikasi organik terhadap produk pertanian. Untuk menghubungi lembaga sertifikasi organik Internasional yang memiliki kantor di Indonesia, dapat menghubungi Control Union World Group (http://www.controlunion.com) yang berkantor pusat di Belanda. Kantor representativenya di Indonesia beralamat di Jl. Kramat No. 3A, Cilandak Timur, Jakarta Selatann T: +62 21.788 42016 F: +62 21.788 42017 E:indonesia@controlunion.com
Rasa dan Nilai Nutrisi
Kajian yang pernah dilakukan oleh Catherine Paddock, dalam laporannya “Organic Food Is More Nutritious” yang dimuat di Medical News Today, Oct. 2007 (http://www.medicalnewstoday.com/articles/86972.php ) menemukan bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan organik mengandung antioksidan 40% lebih tinggi daripada sayur-sayuran dan buah-buahan biasa.
Kajian lainnya juga pernah dilakukan oleh Washington State University bahwa apel organik lebih manis dan lebih renyah dibandingkan dengan apel biasa. Dan kajian terbaru yang dipublikasikan pada bulan Maret 2008 oleh The Organic Center ( http://www.organic-center.org/), menyatakan bahwa makanan organik mengadung nilai nutrisi 25% lebih tinggi dari makanan biasa.
Prospek Usaha
Produk Organik Produk organik yang dijual di Indonesia masih terbilang cukup mahal, karena kebanyakan produk ini masih diimpor dari luar negeri. Beberapa produk organik yang masih diimpor seperti biji-bijian, sereal, beras, obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain.
Meskipun produk organik masih tergolong mahal karena produksinya yang masih minim dan prosesnya yang lebih rumit dibandingkan dengan produk biasa, namun permintaan terhadap produk organik meningkat cukup tajam, dan jauh lebih tinggi dari industri makanan pada umumnya baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang.
Produk makanan organik memperhitungkan 2% dari total penjualan seluruh produk makanan di seluruh dunia. Penjualan makanan organik dunia meningkat dari USD 23 Milliar di tahun 2002 menjadi USD 40 Milliar di tahun 2006 (The Global Market for Organic Food & Drink”. Organic Monitor (2006). Retrieved on 2007-11-13 (www.organicmonitor.com), sedangkan pertumbuhannya sebesar 20% per tahun sejak awal 1990-an dan diperhitungkan pertumbuhan masa akan datang bisa mencapai 50% per tahun.
Tentunya dengan pertumbuhan yang demikian pesat dan semakin banyaknya warga dunia yang peduli akan masalah perubahan iklim dan beralih menjadi vegan/vegetarian serta peduli terhadap masalah lingkungan hidup, maka produk organik ini tentu bisa menjadi peluang bisnis yang sangat besar di Indonesia.
Kamis, 31 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar