Senin, 04 Januari 2010

Kandungan Green Filed Organic



Green filed organic mengandung bahan2 yang berkhasiat bagi tubuh antara lain


BIJI-BIJIAN (beras, gandum, jagung manis dan jawawut)
Biji-bijian berkulit kuning keemasan ini kaya dengan serat yang dapat merangsang pergerakan usus. Biji-bijian tersebut juga mengandung nutrisi anti-kanker dan anti-oksidase. Selain itu biji-bijian ini dapat membantu memperlancar pencernakan dan pembuangan sisa-sisa kotoran dalam tubuh. Seluruh biji-bijian ini mempunyai daya serap yang sangat kuat sehingga dapat menimbulkan rasa kenyang dan melangsingkan bada dengan cara membakar lemak di dalam tubuh.

BETAKAROTINE (wortel, core chantenay, lobak radikula, daucus carota dan lobak nantes)
Betakarotin sangat bermanfaat untu meningkatkan daya penglihatan, menyembuhakn masalah pencernaan, menyembuhkan mencret, meningkatkan metabolisme dan daya tahan tubuh. (selain itu betakarotin juga dapat mencegah kanker dan kerusahan sel-sel tubuh yang diakibatkan oleh oksidasi)

SELEDRI
Serat seledri membantu menurunkan berat badan, mencegah dan menyembuhkan kanker usus besar bila digunakan secara terus menerus. Seledri juga dapat mencegah penyakit jantung, stroke dan mengembangkan otot pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah.

SELADA AIR
Selada air sangat berkhasiat dan dapat mengurangi resiko penyakit kanker paru-paru di kalangan perokok. Persatuan Kanker Amerika Serikat menunjukkan bahwa petic, sejenis bahan yang terkandung dalam selada air dapat menghambat asap tembakau untuk masuk kedalam paru-paru, selain itu juga dapat menghambat penumpukkan nikotin di dalam tubuh manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap fungsi-fungsi sel tubuh.

BAYAM
Bayam sangat berkhasiat dan dapat mengurangi resiko penyakit kanker paru-paru di kalangan perokok. Persatuan Kanker Amerika Serikat menunjukkan bahwa petic, sejenis bahan yang terkandung dalam selada air dapat menghambat asap tembakau untuk masuk kedalam paru-paru, selain itu juga dapat menghambat penumpukkan nikotin di dalam tubuh manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap fungsi-fungsi sel tubuh.

PARSLEY
Parsley kaya dengan zat-zat yang berasal dari dalam tanah termasuk kalsium, zat besi, Vitamin A, B1, B2 dan selulosa. Jawawut juga dapat menbantu sistim pencernaan dan metabolisme dalam tubuh manusia.

KUBIS (decorative kale, brussel spout, kubis kuning, kubis merah)
Kubis merupakan sayur-sayuran yang kaya dengan Vitamin P, B, dan C, keratin, kerotina serta zat gizi anti kanker seperti indoles dan selenium. Kubis dapat membersihkan racun, membunuh bakteri, menghentikan pendarahan serta menyembuhkan sembelit.

KACANG KEDELAI
Kacang kedelai mengandung protein penting untuk menyeimbangkan tingkat pH dalam tubuh, menghasilkan antibody, mengatur tingkat kelembaban, membekukan darah dan meningkatkan produksi air susu selama periode menyusui.

JAHE
Jahe dapat menghilangkan gejala-gejala pilek dan menyembuhkan peradangan pada kulit dan masalah pencernaan usus.

DULSE
Dulse mencegah tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit syaraf dan kanker usus besar. Disamping itu, Dulse juga memelihara kesehatan gigi serta keindahan rambut dan kulit.

PEPAYA
Enzim pepaya dapat membantu memperlancar pencernaan dan menyerap protein asli dan meningkatkan fungsi fisiologi serta memulihkan tisu. Pepaya juga mengandung sejenis enzim untuk memisah-misahkan protein menjadi asam amino.

SEKAM GANDUM
Sekam gandum kaya dengan Vitamin B lengkap dan mengandung zat-zat murni yang berasal dari dalam tanah yang berkhasiat untuk menyembuhkan wasir, sembelit, mencegah penuaan kulit agar kulit terasa lembut dan halus. Sekam gandum juga dapat mengurangi kolesterol, mencegah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

SPIRULINA
Spirulina sejenis tumbuh-tumbuhan laut mikroskopik yang kaya akan gizi. Spirulina merupakan sejenis makan paling lengkap yang memberikan protein, vitamin, klorofil, beta-karotin, mineral dan lain sebagainya. Spirulina juga dapat menambah tenaga, menyeimbangkan hormon tubuh, menetralisir tingkat pH tubuh serta menghindari berbagai jenis penyakit.

REMPAH-REMPAH
Rempah-rempah kaya dengan serat tumbuhan dan mineral monoritas yang dapat membantu proses pembersihan racun.

Bahaya Lemak Transss

Biasanya, apa yang baik bagi produsen makanan ‘keuntungan tidak begitu baik untuk tubuh Anda, secara harfiah dapat membunuh Anda. Mendasari antara perempuan dengan penyakit jantung koroner, mengkonsumsi lemak trans meningkatkan risiko serangan jantung tiba-tiba tiga kali lipat!

Bahkan jika Anda tidak memiliki penyakit jantung, Anda perlu menghindari lemak ini seperti wabah.

Bagi wanita dengan penyakit jantung, makan terlalu banyak makanan yang dapat menyumbat pembuluh darah arteri yaitu lemak trans (lemah jenuh) dapat meningkatkan risiko kematian tiba-tiba dari serangan jantung.

Lemak Trans, ditemukan sebagian besar dalam makanan jajanan seperti yang di panggang dan makanan yang digoreng-goreng, telah menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir karena mereka tidak hanya meningkatkan LDL kolesterol buruk/jahat, tetapi juga dapat menurunkan HDL kolestrol yang sehat. Tinggi asupan lemak trans telah dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, di mana membangun plak lemak dalam arteri jantung, kadang-kadang menyebabkan serangan jantung.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa di antara hampir 87.000 wanita AS diikuti selama 26 tahun, asupan lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian serangan jantung mendadak di kalangan perempuan yang berawal dari penyakit jantung koroner. Dalam kelompok ini, wanita yang paling banyak mengonsumsi lemak trans tiga kali lebih mungkin untuk meninggal karena serangan jantung.

Reuters December 2, 2009
American Heart Journal November 2009; 158(5):761-7

Mengapa begitu Buruknya Lemak Trans Ini?

Hasil akhir dari proses hidrogenasi yang sama sekali lemak yang tidak wajar yang menyebabkan disfungsi dan kekacauan di tubuh Anda pada tingkat sel.

Lemak trans telah dikaitkan dengan:

Kanker: Mereka mengganggu enzim yang di gunakan tubuh untuk melawan kanker.
Diabetes: Mereka mengganggu reseptor insulin di dalam membran sel.
Penurunan fungsi kekebalan tubuh: Mereka mengurangi respon kekebalan tubuh Anda.
Masalah dengan reproduksi: Mereka mengganggu enzim yang diperlukan untuk memproduksi hormon seks.
Obesitas
Penyakit jantung: lemak Trans dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh arteri.
Lemak trans juga dikenal dapat meningkatkan kadar low density lipoprotein (LDL), atau kolesterol jahat, sambil menurunkan (HDL), atau kolesterol baik.
Bahkan lemak trans mengganggu tubuh Anda minyak omega-3 yang bermanfaat, dan telah dikaitkan dengan peningkatan penyakit asma.
Bagaimana Meng Hindari Lemak Trans ?

Tidaklah mengherankan bahwa lemak trans ditemukan dalam makanan yang digoreng seperti Kentang Goreng, ayam goreng, dan donat – serta cookies, kue-kue dan biskuit. Di Amerika Serikat, kentang goreng biasanya mengandung sekitar 40 persen asam lemak trans dan banyak kue-kue dan keripik populer berkisar dari 30 s.d 50 persen lemak trans. Donat memiliki sekitar 35 s.d 40 persen asam lemak trans.

Karena semua lemak trans yang kita peroleh buruk sekali, dalam beberapa tahun terakhir banyak produsen makanan telah menghapus mereka dari produk mereka. Tapi ada peringatan penting yang perlu anda ketahui … FDA masih mengijinkan produsen makanan menjual produknya yang mengandung lemak ini kurang dari 0,5 gram per porsi.

Jadi walaupun perusahaan industri makanan mengklaim bahwa produk mereka tidak mengandung lemak jenuh, hal itu mungkin benar-benar berisi hingga 0,5 gram per porsi. Jika Anda makan beberapa porsi, Anda dengan cepat menelan sejumlah unsur berbahaya dari lemak yang mematikan ini.

Jadi, hindari lemak jenuh, Anda perlu untuk membaca label dan mencari lebih dari sekedar gram lemak trans (lemak jenuh). Periksa bahan-bahan dan lihat jika ada minyak terhidrogenasi parsial (partially hydrogenated oil. ) Jika daftar produk mengandung ini, sudah pasti mengandung lemak trans.

Informasi tambahan seputar minyak trans bisa anda temukan pada gizi.net

Kamis, 31 Desember 2009

ga cuma bisa kurus...yang kuruspun pengen gemuk




tuh..pipinya jadi lebih seger yahhh

Sehat dengan Organik

KOMPAS.com — Sadarkah Anda bahwa tubuh kita terkontaminasi racun yang berasal dari makanan sehari-hari? Residu pestisida, sisa hormon pemacu pertumbuhan, kandungan antibiotik, MSG (monosodium glutamat), bahan pengawet, dan bahan tambahan lain yang bisa berdampak negatif pada tubuh.



Jika terkonsumsi, bahan-bahan ini harus dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi tubuh. Sayangnya, apabila organ-organ ekskresi bekerja terus-menerus akan ada dampaknya. Yaitu munculnya penyakit ringan seperti influenza, hingga yang sistemik, seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, bahkan kegagalan fungsi organ yang merupakan ancaman jangka panjang dari mengonsumsi makanan tak sehat.

Salah satu yang bisa meminimalisasi ancaman itu adalah pola hidup sehat. Ini bisa dimulai dengan mengonsumsi makanan yang minim toksin. Makanan ini dikenal sebagai makanan organik: makanan bebas bahan tambahan dan diproses dengan metode, material, dan manipulasi buatan, seperti pematangan secara kimiawi, radiasi makanan, dan modifikasi genetik.

Makanan organik bermanfaat membuat kerja organ jadi lebih ringan. Dampak jangka panjangnya, daya tahan tubuh jadi meningkat. Konsumen produk organik akan merasakan tubuhnya jadi lebih bugar dan tak mudah terserang penyakit.

“Dampak positif lainnya, bisa menurunkan risiko gejala alergi, asma, jerawat, dan dermatitis. Orang-orang dengan alergi yang mengonsumsi produk organik pun akan merasakan gejalanya jadi lebih jarang timbul,” papar dr Angela C. Ardhianie N, konsultan kesehatan dari Healthy Choice, Indonesia.

Sertifikasi organik
Produsen bahan makanan organik yang mengklaim produknya sangat sehat dikonsumsi dan bebas kontaminasi bahan kimia, kini makin banyak saja. Tak hanya produk pertanian segar seperti sayur dan buah, tapi juga produk peternakan, olahan, dan bumbu dapur. Saking banyaknya produk yang mengklaim organik, adakalanya timbul tanda tanya, apakah semuanya benar-benar organik? Bagaimana memastikan itu produk benar-benar organik? Bagaimana pula jika produknya merupakan olahan seperti kecap atau bumbu masak?

Untuk menjawabnya, Angela menekankan, yang dimaksud organik sebenarnya lebih mengacu pada proses dan jaminan bebas bahan kimia maupun rekayasa genetik. Maka, perlu dilakukan sertifikasi oleh badan berwenang yang juga melakukan standarisasi dan penyelidikan terhadap proses produksi terhadap produk organik.

Beberapa badan berwenang yang memberikan izin sertifikasi ini di antaranya Eco-regulation (Uni Eropa), The National Organic Program (Departemen Pertanian Amerika), National Association for Sustainable Agriculture Australia–Organic Standard, Canada Gazette dan Government of Canada, National Program for Organic Production (India), JAS/ Japan Agricultural Standards (Jepang), dan Agriculture Biologique (Perancis).

Produk pertanian, seperti beras, sayur, buah, rempah-rempah, kacang-kacangan, dan kopi, dikatakan layak sebagai produk organik jika proses produksinya sesuai standar yang ditetapkan. Bibit tanamannya harus bebas rekayasa genetik, tanah bebas bahan kimia, proses penanaman bebas penggunaan bahan kimia dan hormon, hingga ke level aman dari kontaminasi pertanian konvensional yang pakai bahan kimia, seperti pupuk anorganik dan pestisida.

Peternakan pun tak jauh berbeda. Pemilihan bibitnya bebas rekayasa, pakan berasal dari pertanian organik saja, tak menggunakan hormon pemacu pertumbuhan, hingga antibiotik dalam pemeliharaan hewan. Setelah itu barulah bisa dipastikan, baik daging, susu, telur, dan lainnya, sebagai produk organik. Untuk produk olahan, seperti kecap, saus, minyak, olahan susu, dan sejenisnya, setidaknya 90-95 persen bahan yang digunakan adalah produk organik.

Ciri-ciri produk organik
Ada tiga cara untuk mengetahui apakah bahan makanan segar di supermarket merupakan produk organik.

1. Label. Lihat daftar komposisi pada kemasan. Bahan olahan seperti kecap, bumbu, minyak, dan lainnya, seharusnya memiliki bahan baku organik paling tidak 90 persen.
2. Sertifikasi. Lihat sertifikasi organik yang mungkin dikeluarkan oleh beberapa lembaga berwenang dari luar negeri atau Bio-cert.
3. Lihat cirinya. Produk organik segar (sayur dan buah) biasanya berpenampilan tak sempurna. Kadang ditemukan beberapa lubang bekas gigitan ulat, tapi berwarna lebih tajam. Untuk buah, biasanya berwarna lebih menonjol dan tak mengilat. Mengilat adalah tanda buah itu sudah di-wax atau dilapisi lilin agar awet selama penyimpanan.

Bila hasil produk organik tidak diberi label organik, tentu sulit bagi orang awam untuk membedakannya dengan produk yang anorganik. Untuk itu, Anda memang harus lebih mengandalkan perbedaan fisik produk organik dengan yang anorganik.

Lubang-lubang di antara lembar daun sayuran biasanya disebabkan pertanian organik tak menggunakan pestisida untuk mengatasi hama. Namun meski dihiasi lubang-lubang, penampilan sayuran hijau organik umumnya berwarna lebih menarik, tajam, dan segar.

Rasa yang dihasilkan pun berbeda dengan produk pertanian biasa. Angela mencontohkan, bayam jepang yang ditanam secara organik akan memiliki rasa lebih renyah dan tak terlalu berbau. Begitu pula buah-buahan, seperti apel yang akan memiliki rasa lebih manis daripada apel yang ditanam biasa.

Sejumlah konsumen produk organik pun mengakui rasa wortel organik lebih lezat dan tak berbau. Bahkan, ketika diolah menjadi jus, wortel akan terasa lebih nikmat. Sedangkan beras organik yang dimasak menjadi nasi, juga akan lebih tahan lama dan tak mudah basi.

Dengan mengonsumsi makanan organik sebenarnya Anda sedang menabung untuk mempertahankan kesehatan di masa depan. Gaya hidup ala organik ini juga jadi pencegahan penyakit sejak awal. Beberapa konsumen produk organik, menurut pengamatan Angela, berdaya tahan tubuh lebih baik sehingga saat terserang penyakit tak menimbulkan gejala separah orang lainnya.

Susu sapi bukan untuk manusia

Susu Sapi Bukan untuk Manusia

Minggu, 17 Mei 2009 oleh Dahlan Iskan, Chairman & CEO Jawa Post Group
Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu -kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?

“Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan “enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.

Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.

Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang “jelek”: benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut.

Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak “lomba lari” oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.

Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.

Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam “lumbung enzim-induk”. Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.

Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.

Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan “jelek” itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.

Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan “pengobatan” seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan “pengobatan” alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.

Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan.

Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah. Nah….. gan pei!

Catatan Suman:
Dlm buku miracle of enzym tsb dijelaskan bahwa minum susu sama sekali tidak bermanfaat baik utk tubuh. Bayangkan, susu sapi segar yg mengandung antioksidan laktoferin (utk kekebalan tubuh) hanya 0,01 % tidak ada artinya dibandingkan ASI yang bisa mengandung 0,15 % .

Susu kaleng yg dijual di toko2 sudah mengalami proses homogenisasi dan pasteurisasi (dgn panas hingga 115 C) yang menjadikannya lemak teroksidasi dan merusak enzim. Susu sapi segar bukan untuk anak manusia. Sebenarnya para mamalia juga hanya minum susu sewaktu lahir, tidak ada mamalia dewasa yg masih minum susu. Demikian juga bayi yg baru lahir, sudah memiliki cukup banyak enzim.

Komponen protein utama yg ditemukan dlm susu sapi adalah kasein. Protein ini sangat sulit dicerna oleh manusia. Susu sapi yang mengandung laktosa (zat gula yg hanya tdp dlm susu mamalia) membutuhkan enzim laktase utk menguraikannya. Bayi kebanyakan memiliki enzim ini, namun setelah dewasa akan berkurang, dan itulah alasannya orang dewasa tidak perlu meminum susu.

Pengganti susu bayi? Bukankah sekarang sudah terdapat banyak susu bubuk dari kedelai, beras merah, kacang hijau, dan berbagai juice buah2an yg manis juga bisa dipakai sebagai pengganti susu.
Selain itu bayi bisa diberi susu soya formula yg banyak terdapat di supermarket. Jika bayi sudah berumur 6 bulan harus dikasih makanan pengganti ASI seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar (organik is the best), tahu dan tempe yang dihaluskan juga baik untuk pertumbuhan bayi.